Selasa, 25 Juni 2013

Ini soal bagaimana memilih calon Imam



Bismillahirrahmanirrahim…
Kini usiaku sudah memasuki kepala dua, yah tepat 20 tahun umurku kini. Sudah selayaknya tidak lagi meletakkan telapak tangan keatas kepada orangtua, sudah selayaknya mampu membedakan antara yang benar dan yang salah. Sudah selayaknya mampu membuat keputusan sendiri berdasarkan pemahaman dan kepercayaan. Dan sudah sepantasnya juga untuk berbicara masalah calon pendamping. Eaaa *loh. Hhehe
Sudah bukan hal yang tabu lagi untuk diperbincangkan ketika remaja yang berusia 20 tahun keatas sudah mulai mempersiapkan calon pendamping hidupnya kelak. Ini soal bagaimana memilih calon imam loh. Dalam memilih pendamping yang insyaAllah akan kita pertahankan selama kita masih hidup memang perlu pemikiran yang cukup matang. Dan sangat dianjurkan untuk memilih yang terbaik dari yang baik.
Sebagai seorang wanita kita memang tidak diberikan keleluasaan untuk memilih dengan bebas siapa calon pendamping kita, layaknya seorang pria, hanya saja sangat dianjurkan kita sebagai wanita memiliki kriteria khusus dalam memilih sang pria.
Sebagian seorang wanita mungkin memiliki kriteria seperti ini :
ü  Punya rumah
ü  Punya mobil
ü  Wajah ganteng, tinggi dan sedikit putih
ü  Gemar bermain  sepak bola
ü  And bla bla bla bla  bla
Yah, tidak bisa kita pungkiri bahwa itu semua adalah ciri umum untuk sebagian besar kaum hawa dimuka bumi ini.
Tapi sebagian wanita yang biasa lebih enak dipanggil akhwat (the truth : akhwat=perempuan, hanya saja sekarang ini akhwat itu identic dengan wanita yang jilbabnya gede’) memiliki kriteria tertentu. Ada yang memiliki kriteria seperti ini :
-          Hafidz Qur’an
-          Minimal AB 2 KAMMI
-          Aktivis Kampus
-          And bla bla bla bla
Menurut saya tidak ada yang salah dari tiap kriteria Imam yang diinginkan oleh wanita tersebut. Sebagai seorang wanita, tidak munafik untuk menginginkan Imam terbaik untuk dirinya dan anak-anaknya kelak. Dan yang jelas kriteria itu di buat pasti mengacu kepada orientasi keluarga mereka nanti. Apakah akan dibawa menjadi keluarga para Pejuang Peradaban atau hanya keluarga yang biasa-biasa saja.
Bagi para akhwat pejuang peradaban mungkin akan dihadapkan pada dua pilihan. Pilihan pertama mendapatkan Imam yang benar-benar terbaik untuk dirinya, ya mungkin dilihat dari segi kepahamannya terhadap Islam itu sendiri atau memilih calon pendamping yang merupakan objek dakwahnya. Gak mau terlalu membahas ini akan dibawa seperti apa. Tapi yang jelas, ketika Roh itu ditiupkan pada jasad manusia, manusia telah memiliki waktu hidup didunia, rejeki ketika hidup didunia dan Jodoh sudah diatur oleh Allah SWT. Percayalah, Rencana Allah akan selalu indah untuk kita :’)

Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). (An Nuur : 26)
Kesalahan datangnya dari saya pribadi, kebenaran datangnya dari Allah sang Maha Benar.
Wallahualam Bishowab. Assalamualaikum wr wb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar